(As posted on Smoking Barrels Craft Coffee: Sangrai, Seduh, Sedap! )
Siang itu, di Smoking Barrels Craft Coffee, drum mesin sangrai di ruang roasting berputar pelan, menghantar panas ke biji kopi Malabar Honey. Orkestrasi suaranya menjadi latar belakang yang meneduhkan suasana minum kopi. Tentu, jika Anda datang di waktu-waktu roasting, bersiaplah meninggalkan lokasi ‘bermandikan’ aroma kopi.
Jonathan Liman (Joni Lima) yang ditemui Femina, tengah berada di belakang ‘kemudi’ mesin buatan Belanda itu. Ia dan sahabatnya, Stephen Kendra Basuki (Ken Basuki), memulai Smoking Barrels di tahun 2015 sebagai supplier biji kopi. “Craftfully Roasted”, begitu frasa yang mereka pakai untuk menggambarkan green bean yang disangrai penuh kesungguhan.
Baru belakangan, ketika gaya hidup ngopi mengemuka, beberapa pelintas yang penasaran dengan plang nama tempat ini, mulai mengetuk pintu rukonya. Mereka ingin memastikan apakah Smoking Barrels benar-benar menjual minuman kopi. Tempat ini tidak ‘berdandan’ sebagaimana kedai kopi lainnya yang kadung bergaya ala Skandinavia. Bayangkan saja warna dan material sebuah wine cellar, atau elemen-elemen maskulin sebuah mesin roasting lawas yang lawas namun tetap gagah. Unsur-unsurnya lebih mewakili gaya tempat ini.
Bonusnya, suasana toko tanpa ingar bingar yang cocok bagi penyuka kombinasi kopi dan nyepi.
“Sebelum bagian kafe ada, area ini digunakan untuk cupping biji kopi antar origin dan untuk mengecek ramuan blend. Konsumen menentukan kopi mana yang ingin disatukan sebagai house blend untuk kedai kopi mereka,” ujar Joni. Ia menuangkan filtered coffee dari arabika dataran tinggi Sungai Penuh, Jambi, ke dalam gelas femina. Fruity, diiringi manis yang samar.
Setelah menerima berbagai macam pesanan blend, pengalaman memperbolehkan kedua roaster ini mampu ‘membaca’ rata-rata selera pasar. Smoking Barrels kini memiliki lima jenis coffee blend khas. Salah satunya Cannon Blend, gabungan kopi Bali dan Dolok Sanggul, yang berkarakter cocoa, roasted peanut, dan karamel, dengan level sangrai medium.
Tentu, jika ditemukan kopi berkualitas lainnya di perkebunan, Smoking Barrels bisa menjualnya secara terbatas. Temuan-temuan ini senantiasa diumumkan di akun Instagram @smkgbrrls.
Di meja seduh, Ken terlihat serius menukil taste profile kopi. Q-Grader itu mengecek pencapaian roasting profile sebelum akhirnya kopi siap kemas. Sementara itu. di sampingnya, Adrianus Kurniawan, memperkenalkan sejumlah tea blend kepada femina. Selain jatuh hati pada kopi, Adrianus menemukan keindahan kala Camellia sinensis dan bebungaan berpadu menjadi seduhan ‘teh’.
Ada Magic Hour, terbuat dari white tea, mawar, dan melati. Seduhannya biru, dari campuran bunga telang di dalamnya. Sebagaimana yang sudah banyak diketahui, jika ditetesi jeruk nipis, seduhan ini berubah ungu. Ice drip coffee versi mereka juga perlu Anda coba di tengah Jakarta yang makin terik.
Jangan sungkan membuka obrolan dengan Ken atau Joni. Penggila kopi senang berbagi. Dengarkan cerita tentang perjalanan mereka ke Pengalengan kala bertemu petani, atau tentang proses mengasyikkan mengutak-atik parameter roasting.
Digerakkan keinginan berbagi pula sesekali diadakan cupping bareng atau diskusi dalam bentuk kelompok kecil. Wadah bagi banyak barista yang kini berbondong-bondong menerjuni kompleksitas roasting.
Bagi Anda yang merasa tempat ngopi 'serius' bukan wilayahnya, jangan canggung melangkah masuk ke sini. Di antara berkarung-karung biji-biji kopi, manual brewer yang turut dijual, hingga mesin-mesin canggih, ada seni yang menanti untuk dipelajari. Kopi memang lebih dari sekadar minuman harian.
Tags: COVERAGE